Di pagi yang cerah, kaki langkah ringan, Ku bawa gerobak, sayurku penuh lapisan, Dari kampung ke kampung, ku berkeliling, Pedagang sayur keliling, hidup yang tak henti bergerak.
Di punggungku beban, tumpah sayuran segar, Ceriakan pasar-pasar dengan warna yang beragam, Hijau daun bayam, kemerahan cabai, Sayur-sayur segar, lezat di atas piring.
Kutempuh jalan berdebu, kadang basah hujan gerimis, Tak kenal lelah, ku melangkah pasti, Dengan senyum di bibir, salam ceria di mata, Ku sambut pelanggan, teman sehari-hari.
Gerobakku berjalan, menyusuri desa dan kota, Pedagang sayur keliling, membawa harap dan rezeki, Di tiap gang sempit, di setiap lorong sepi, Ku bernyanyi lagu harapan, meski hati tak pernah sepi.
Di setiap rumah, ku dengar suara anak-anak, Mengamati sayur-sayur, berkilau dalam keranjang, Mereka senang memilih, minta ibu belikan, Pendidikan dari pasar, mereka belajar mencintai makanan.
Pedagang sayur keliling, sapaan yang ramah, Saat lewat depan rumah, terdengar jeritan senang, “Woi, sayur!” seru mereka dengan gembira, Senyum di wajahmu, hadiah di siang hari.
Di pasar tradisional, ku tawarkan sayur segar, Pedagang lain tersenyum, kita satu komunitas, Kami tukar sapa, berbicara cuaca dan harga, Sebuah perbincangan ringan, saat matahari tinggi di langit.
Tetapi tak selalu cerah, ada hari-hari mendung, Kala ku datang, pelanggan hanya sedikit, Namun ku tak patah semangat, ku teruskan langkah, Pedagang sayur keliling, berbagi cinta kepada semua.
Ku sambangi restoran dan warung makan, Tempat sayurku menjadi hidangan lezat, Dalam tumisan pedas, dalam sup hangat, Sayur membawa nikmat, dalam setiap gigitan.
Di balik keringat dan lelah, ada kebahagiaan, Mendengar cerita para pelanggan setia, Mereka berbagi kisah, tentang hidup dan cita-cita, Pedagang sayur keliling, menjadi teman setia.
Dalam pasar pagi, ku melihat kehidupan berkembang, Pedagang lain, penjual buah, dan nelayan, Kami adalah roda ekonomi yang berputar, Membantu satu sama lain, menciptakan masa depan.
Walau kadang-kadang, ku bermimpi tentang lain, Tentang tempat yang tetap, toko sendiri milikku, Tetapi ku tahu, pedagang sayur keliling adalah jiwaku, Berbagi kebaikan dan kelezatan, setiap hari.
Jika suatu hari nanti, saat usiaku tak lagi muda, Dan kaki ini tak lagi kuat untuk berjalan jauh, Aku akan mengenang semua momen ini dengan bangga, Sebagai pedagang sayur keliling, ku nikmati hidup ini sepenuhnya.
Jadi, saat kau melihat gerobakku melintas di jalan, Sambutlah dengan senyuman dan salam yang ramah, Kami, pedagang sayur keliling, adalah bagian dari cerita, Cerita tentang hidup, cinta, dan rasa syukur kepada-Nya.